Beranda | Artikel
Tanda Lemahnya Iman Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Kamis, 20 Oktober 2022

Saking agungnya waktu,
yaitu zaman atau masa,
Allah ʿAzza wa Jalla melarang mencelanya.
Allah ʿAzza wa Jalla berfirman, “Hambaku mencelaku,
dengan mencela masa padahal Akulah (Pengatur) waktu.” (HR. Muslim)

Mencela waktu,
maksudnya kejadian-kejadian dalam rentang waktu itu,
padahal Allah ʿAzza wa Jalla berfirman bahwa Dia Yang mengatur
dengan perintah-Nya ʿAzza wa Jalla dan kehendak-Nya Subẖānahu wa Taʿālā
semua yang terjadi dalam waktu itu,
termasuk kefakiran, kesulitan, kelemahan,
kerugian, dan hal-hal lainnya.

Oleh karena itu, seorang mukmin tidak boleh mencela zaman
dan tidak boleh pula mencibir waktu.
Hal ini menunjukkan kelemahan imannya
terhadap ketetapan Allah dan takdir-Nya.

Seorang mukmin yang beriman terhadap ketetapan Allah dan takdir-Nya
tidak akan menyandarkan kejadian-kejadian pada zaman (waktu)
melainkan menyandarkannya kepada Tuhannya,
yaitu Tuhan zaman (waktu) tersebut Jalla wa ʿAlā.

====

وَمِنْ عِظَمِ الْعَصْرِ

الَّذِي هُوَ الزَّمَانُ وَالدَّهْرُ

أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ نَهَى عَنْ ذَمِّهِ

يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يَسُبُّنِي عَبْدِيْ

يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ

يَسُبُّ الدَّهْرَ

أَيْ أَفْعَالَ الدَّهْرِ

اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ أَنَا الَّذِي أَفْعَلُ

بِأَمْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَشِيئَتِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

مَا يَحْدُثُ فِي الدَّهْرِ

مِنَ الْفَقْرِ وَمِنَ الْعَوَزِ وَمِنَ الضَّعْفِ

وَمِنَ الْخَسَارَةِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِنَ الْأُمُورِ

وَلِذَا فَإِنَّ الْمُؤْمِنَ لَا يَسُبُّ الزَّمَانَ

وَلَا يَسُبُّ الدَّهْرَ

فَإِنَّ هَذَا دَلِيلٌ عَلَى ضَعْفِ إِيمَانِهِ

بِقَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ

إِنَّ الْمُؤْمِنَ الَّذِي يُؤْمِنُ بِقَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ

لَا يَنْسِبُ الْأَفْعَالَ لِلزَّمَانِ

وَإِنَّمَا يَنْسِبُهَا لِرَبِّهَا

رَبِّ الزَّمَانِ جَلَّ وَعَلَا


Artikel asli: https://nasehat.net/tanda-lemahnya-iman-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/